Kamis, 01 April 2010

Hidup tak ubahnya sebatang pahon kaktus yang tumbuh gersang d padang pasir. kalau andaikan pohon tersebut bisa berbicara maka hanya akan dua perkataan yang akan mereka katakan. Bibit pertama berkata, "Kuingin segera tumbuh, batangku besar, akarku menjejak dalam-dalam dan kokoh di tanah ini, tunasku menyerabut kuat di antara kerasnya tanah ini. Kuingin rasakan hangatnya mentari dan nikmati lembutnya embun yang bersarang di pucuk-pucuk daunku dikala pagi." , bibit pertama pun segera tumbuh besar, akarnya kokoh, dan pohonnya pun tinggi menjulang.

Bibit kedua sedikit gusar, ia hanya bergumam, "Bagaimana jika kutanam akarku, apa yang bakal kujumpai di bawah sana. Tidakkah di dalam sana gelap? Lantas kalau kelak tunasku menerobos ke atas, tidakkah keindahannya akan sirna? Tunasku pasti terkoyak. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."

Bisa dibayangkan, bibit itu pun urung tumbuh, menunggu dalam ketidakpastian, dan merasakan sepi dalam kesendirian. dan selang beberapa lama ada badai yang besar sehingga menggerus pohon kedua tersebut. Demikian pula dengan hidup kita ini, meski berani menjatuhkan pilihan. Tantangan untuk memilih adalah penggal cerita dari proses pendewasaan.

pilihan-pilihan yang meski kita pilih terkadang tak selamanya mengenakkan. Di depan, segelintir prajurit, hanya tersisa jurang batu nan terjal. Di saat yang sama, musuh dari arah belakang siap menyerang. Maju kena mundur kita kena juga. Maju atau berbalik mundurkah kita? Loncat ke jurang, pasukan mati konyol dan nyawa melayang sia-sia. Berbalik arah dan menyerang, mati sebagai pahlawan dan mendapat kemuliaan.

Di saat seperti itulah opsi-opsi yang melintas seakan tidak memihak. Namun, baiknya sejenak berpikirlah ulang, cermati negatif dan positifnya. Dari sekian opsi yang buruk sekalipun pasti masih ada pilihan terbaik dari yang terburuk. Lebih baik memilih daripada harus pasrah dan tidak berbuat apa-apa dan menyisakan penyesalan pada akhirnya. Putusan untuk memilih ada di tangan kita, persoalan hasil akhirnya, itu jauh di luar kuasa kita.

Berani memilih berarti paling tidak anda sudah menyelesaikan satu dari beban masalah, masalah kebingungan dan ketidakpastian. Takut memilih, itu artinya anda takut hidup, karena hidup adalah pilihan. Terbaik dari yang terburuk sekalipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar